Serang, 1 September 2024 – Mahasiswa Universitas Bina Bangsa (UNIBA) kelompok 14 saat yang mengabdi di Desa Tanjung Manis, Kec.Anyer, Kab.Serang. Menemukan peluang ekonomis dikarenakan adanya peternakan Karya Manis Farm sebagai sentra peternakan domba Garut.
Umumnya setiap pengelolaan peternakan memiliki masalah dalam pembuangan limbah kotoran yang memiliki aroma yang kurang begitu nyaman di lingkungan, Karya Manis Farm menghadapi tantangan dalam pengelolaan kotoran hewan (KOHE) yang kurang optimal dengan berbagai potensi ekonomisnya. Melihat potensi ini, Kelompok 14 berinisiatif untuk mengembangkan pengolahan kotoran domba atau kambing menjadi pupuk kandang yang berkualitas.
Kelompok KKM 14 memanfaatkan kotoran domba/kambing yang melimpah untuk diolah menjadi pupuk organik. Pupuk ini kaya akan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Pembuatan pupuk ini memanfaatkan bahan pendukung seperti Em4 yang berwarna coklat, molases, dan air. Em4 digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang berperan penting dalam proses dekomposisi bahan organik. Kotoran kambing dipilih karena memiliki unsur hara yang lebih seimbang dibandingkan pupuk organik lainnya.
Menurut penanggungjawab Program Kerja Teknologi Tepat Guna (TTG), Yoga Priatama “. “Dengan pengolahan KOHE menjadi pupuk kandang, kita tidak hanya mengurangi dampak negatif limbah ternak, tetapi juga menciptakan produk yang bermanfaat bagi pertanian setempat, inisiatif ini tidak hanya membantu dalam mengatasi permasalahan limbah di Karya Manis Farm, tetapi juga memberikan manfaat ganda bagi masyarakat Desa Tanjung Manis dengan menyediakan pupuk organik yang ramah lingkungan”
Melalui pengolahan KOHE menjadi pupuk kandang, berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi Karya Manis Farm serta mendukung praktik pertanian berkelanjutan di desa tersebut. Program ini juga diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam pengelolaan limbah ternak dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Ucap Andi Hasryningsih Asfar selaku dosen pembimbing lapangan.
Menurut Dian Mulyana, Ketua KKM 14, program kerja ini diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Tanjung Manis untuk mulai menggunakan pupuk yang berasal dari lingkungan sekitar. “Dengan memanfaatkan kotoran domba yang tersedia melimpah di Karya Manis Farm, masyarakat tidak perlu lagi bergantung pada pupuk kimia yang mungkin sulit dijangkau dan berharga mahal. Kami ingin menunjukkan bahwa sumber daya lokal bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berdampak positif bagi pertanian setempat,” jelas Dian.
Ia juga menambahkan bahwa melalui inisiatif ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan limbah secara berkelanjutan dan memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar mereka untuk mendukung praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan. tambahnya
Dosen Pembimbing, Andi Hasryningsih Asfar menerangkan “ Program ini tidak hanya memberikan solusi praktis bagi masalah limbah di Karya Manis Farm, tetapi juga merupakan bentuk pengabdian nyata mahasiswa kepada Masyarakat”.
“Saya sangat mendukung kegiatan ini karena selain memanfaatkan sumber daya lokal, program ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan pupuk organik yang lebih aman bagi lingkungan. Harapannya, masyarakat dapat melihat manfaat jangka panjang dari penggunaan pupuk kandang ini dalam meningkatkan produktivitas pertanian mereka,” Pungkasnya Andi Hasryningsih.